Current Time

Minggu, 20 Maret 2011

Zoom B2.1U Bass Multi-Effects

The Zoom B2.1U Bass Effects with USB provides all the same features of the hot Zoom B2 plus a programmable Expression Pedal, a balanced XLR direct output, and USB interface with Steinberg Cubase LE software so you can start recording right away. Features include the new ZFX3 processor loaded with 9 preamp/cabinet and 5 stomp box models faithfully accurate to the originals in every way.All this incredible analog emulating performance is achieved with no background hiss (120dB signal to noise ratio) and extreme dynamic range (120dB), and there's more; 45 different effects (7 modules available per patch), 3 types of synth sounds, a Harmonized Pitch Shifter, acoustic bass and fretless, 6-band graphic EQ or 2-band parametric EQ, the world's fastest patch change, Auto Tuner, and an onboard PCM drum machine (40 patterns). Includes AC Adapter (also operates up to 7 hours on 4 AA alkaline batteries). Features 40 preset bass effects patches, 40 programmable memory patches 7 effect modules with 45 effect types 32-bit processing, 96kHz sampling rate 24-Bit A/D, D/A converters Built-in drum machine with 40 rhythm variations Integrated chromatic tuner Sturdy metal chassis USB interface Bulit-in Expression Pedal Operates on 4 AA batteries, or the included AC power adapter

Source

Rabu, 09 Maret 2011

Fender Marcus Miller Jazz Bass® V

Marcus Miller’s combination of soulful groove and astounding technical ability has made him one of the jazz world’s preeminent virtuoso bassists.


Fender Marcus Miller's


Fender’s stylish five-string Marcus Miller Jazz Bass V guitar is soulful and astounding, too. It has an ash body, distinctive black pickguard/control plate, and one-piece C-shaped maple neck with a 7.25”-radius maple fingerboard featuring white binding, white pearl block inlays, Posiflex™ graphite neck support rods, and a satin finish (gloss finish on the headstock, plus Miller’s signature). Tonal magic comes from a pair of custom vintage-style Jazz Bass single-coil pickups and an 18-volt active preamp; the two-band active EQ has an active/passive mini-toggle switch. Other features include a chrome neck pickup cover, knurled chrome dome knobs on the volume controls and black Jazz Bass knobs on the tone controls, contoured heel and assymetrical five-bolt neck plate.

Neck
Neck Shape: "C" Shape
Number of Frets: 20
Fret Size: Medium Jumbo
Position Inlays: White Pearl
Fingerboard Radius: 7.25" Radius (184 mm)
Fretboard: Maple
Nut Width: 1.825" (47.6 mm)
Scale Length: 34" (863.6 mm)
Headstock: Marcus Miller Signature on Headstock
Neck Plate: Asymmetrical 5-Bolt Neck Plate
Truss Rods: Posiflex™ Graphite Neck Support Rods
Truss Rod Nut: 3/16" Adjustable Hex Nut

Electronics
Pickup Configuration: S/S
Bridge Pickup: Custom Vintage-Style 5-String Jazz Bass® Single-Coil Bridge Pickup
Neck Pickup: Custom Vintage-Style 5-String Jazz Bass® Single-Coil Neck Pickup
Pickup Switching: 2-Way Mini Toggle Switch for Active/Passive Mode. In Passive Mode, Only The Two Volume Controls Function. In Active Mode, Both Volume and Tone Controls Function.
Special Electronics: Active/Passive Mini Toggle Switch
Controls:
Volume 1. (Neck Pickup), Volume 2. (Bridge Pickup), Tone 1. Active Treble Boost, Tone 2. Active Bass Boost
IDR 28,900,000

Hardware
Hardware Finish: Chrome
Bridge: Deluxe Chrome Plated 5-String Steel Bridge Plate (Strings-Thru-Body or Top Load), with Nickel Plated Brass Saddles
Tuning Machines: Hipshot® Ultralite™ Tuning Machines
String Nut: Synthetic Bone
Pickup Covers: Chrome Pickup Cover

Tools
Truss Rod Wrench: 3/16" "T-Style" Ball-End Hex (Allen) Wrench
Saddle Height Wrench: 1/16" Hex (Allen) Wrench

Miscellaneous
Strings: Super Bass 7350/5M, Stainless Steel, (Gauges: .045, .065, .085, .105, .125)
Unique Features:
4-Over, 1-Under Tuning Machine Array, Hipshot® Ultralite Tuning Machines, Chrome Neck Pickup Cover, 18 Volt Active Preamp, Knurled Chrome Dome Knobs on Volume Controls, Black Jazz Bass Knobs on Tone Controls, Posiflex™ Graphite Neck Support Rods, Contoured Heel, Asymmetrical 5-Bolt Neck Plate, White Binding And White Pearl Block Inlay, Rear Mounted Battery Compartment, Marcus Miller Signature on Headstock


Accessories
Case Gig Bags: Deluxe Black Hardshell Case (Orange Interior)
Included Accessories: Deluxe Black Hardshell Case (Orange Interior), Strap, Cable
Control Knobs: Black Plastic and Knurled Chrome Knobs

Price : IDR 28,900,000
Source

Kerispatih - Tertatih (Lyrics)

Song 1 :
Aku berjalan di dalam kesendirian
Aku mencoba tak mengingatmu dan mengenangmu
Aku t'lah hancur lebih dari berkeping-keping
Karna cintaku karna rasaku yang tulus padamu

Kerispatih & Friends Album
*Bridge :
Begitu dalamnya aku terjatuh
Dalam kesalahan rasa ini . . . . . . .

*Reff :
Jujur aku tak sanggup, aku tak bisa
Aku tak mampu dan aku tertatih
Semua yang pernah kita lewati
Tak mungkin dapat ku dustai
Meskipun harus tertatih

Bridge to Reff :
Begitu dalamnya aku terjatuh
Dalam kesalahan rasa ini

*Interlude


*Repeat Reff

Aku tak sanggup, Aku tak bisa
Aku tak mampu dan Aku tertatih
Semua yang pernah kita lewati
Tak mungkin dapat ku dustai
Meskipun harus tertatih

Kamis, 03 Maret 2011

Stadion Gedebage (The West Java Stadium)


Stadion Gedebage


Stadion Utama Sepak Bola (SUS) Gedebage rencananya bakal dibangun dengan mengutamakan kenyamanan dan keindahan. Tak sekadar lapangan luas, stadion itu juga dilengkapi fasilitas baik untuk atlet, maupun penonton.

Rencananya, pembangunan stadion tersebut rampung akhir tahun ini. Uniknya, stadion yang mampu menampung hingga 38.000 penonton ini akan memasang atap menyerupai alat musik tabuh khas Sunda kendang. Atap kendang itu akan menutupi tribun utama yang berada di bagian barat stadion.

Penonton yang duduk di bawah atap kendang tentunya akan merasa nyaman karena tak akan terkena hujan maupun sengatan matahari. Pasalnya, atap tersebut menutupi bagian tribun barat yang terdiri dari empat lantai.


Gedebage Sports Center Site Plan

Stadion yang dibangun di atas lahan seluas 24,5 hektare ini dilengkapi dengan tribun, lapangan sepak bola, atletik, kantor, sirkulasi dan servis. Stadion ini masuk dalam Kategori A dari stadion Sepakbola.


Di Indonesia baru ada 10 stadion yang termasuk dalam kategori A yaitu Stadion Batakan, Stadion Dompak, Stadion Gedebage, SUGBK (Gelora Bung Karno), Gelora Bung Tomo, Gelora Jakabaring, Stadion Nasional, Stadion Palaran, Stadion Perjiwa, Stadion dan Taman BMW.

Tidak seperti Stadion Siliwangi dan Si Jalak Harupat , penonton yang datang ke Stadion Gedebage nantinya bisa menikmati permainan sang pujaannya, dengan duduk santai di atas kursi yang biasa ditemukan di gedung-gedung bioskop. Saat penonton beranjak dari tempat duduknya, secara otomatis kursi tersebut akan melipat sendiri.

Kursinya ternyata kuat, meski diguncang-diguncang tidak apa-apa,” kata Wakil Walikota Bandung Ayi Vivanda saat mencoba contoh kursi ketika meninjau proyek stadion bertaraf internasional tersebut.

Stadion yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini rencananya akan menjadi kandang Persib. Selama ini, Persib kerap kesulitan mencari lapangan bola. Dalam setiap laga kandang, Persib menyewa Stadion Si Jalak Harupat atau Stadion Siliwangi.

Masih dalam proses pembangunan


"Sekarang baru tercapai 16 persen pembangunannya . Ada deviasi 6 persen. Keterlambatan pembangunan terjadi karena 3 faktor yaitu aspek nonteknis, curah hujan, dan aksesibilitas," kata Ayi. [gin]

Rabu, 02 Maret 2011

Sistem Ekonomi Indonesia

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan globalisasi seperti kita saksikan saat ini ternyata tidak makin mudah menyajikan  pemahaman tentang adanya sistem ekonomi Indonesia. Kaum akademisi Indonesia terkesan makin mengagumi globalisasi yang membawa perangai “kemenangan” sistem kapitalisme Barat. Sikap kaum akademisi semacam ini ternyata membawa pengaruh besar terhadap sikap kaum elit politik muda Indonesia, yang mudah menjadi ambivalen terhadap sistem ekonomi Indonesia dan ideologi kerakyatan yang melandasinya.

Pemahaman akan sistem ekonomi Indonesia bahkan mengalami suatu pendangkalan tatkala sistem komunisme Uni Soviet dan Eropa Timur dinyatakan runtuh. Kemudian  dari situ ditarik kesimpulan kelewat sederhana bahwa sistem kapitalisme telah memenangkan secara total persaingannya dengan sistem komunisme. Dengan demikian, dari persepsi  simplisistik semacam ini,  Indonesia pun  dianggap perlu  berkiblat kepada kapitalisme Barat dengan sistem pasar-bebasnya dan meninggalkan saja sistem ekonomi Indonesia yang “sosialistik” itu.

Kesimpulan yang misleading tentang menangnya sistem kapitalisme dalam percaturan dunia ini ternyata secara populer telah pula “mengglobal”.  Sementara  pemikir strukturalis masih memberikan  peluang terhadap pemikiran obyektif yang lebih mendalam, dengan membedakan antara runtuhnya negara-negara komunis itu secara politis dengan lemahnya (atau kelirunya) sistem sosialisme dalam prakteknya.

Pandangan para pemikir strukturalis seperti di atas kurang lebihnya diawali oleh fenomena konvergensi antara dua sistem raksasa itu (kapitalisme dan komunisme) a.l. seperti dkemukakan oleh Raymond Aron (1967), bahwa suatu ketika nanti anak-cucu Krushchev akan menjadi “kapitalis” dan anak-cucu Kennedy akan menjadi “sosialis”.
Mungkin yang lebih benar adalah bahwa tidak ada yang kalah antara kedua sistem itu. Bukankah tidak ada lagi kapitalisme asli yang sepenuhnya liberalistik dan individualistik dan tidak ada lagi sosialisme asli yang dogmatik dan komunalistik.

Dengan demikian hendaknya kita tidak terpaku pada fenomena global tentang kapitalisme vs komunisme seperti dikemukakan di atas. Kita harus mampu mengemukakan dan melaksanakan sistem ekonomi Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu untuk mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa mengabaikan hak dan tanggung jawab global kita.
Globalisasi  dengan “pasar bebas”nya memang berperangai kapitalisme dalam ujud barunya. Makalah ini tidak dimaksudkan untuk secara khusus mengemukakan tentang hal-hal mengapa globalisasi perlu kita waspadai namun perlu dicatat bahwa globalisasi terbukti telah menumbuhkan inequality yang makin parah, melahirkan “the winner-take-all society” (adigang, adigung, aji mumpung), disempowerment dan impoversishment terhadap si lemah. Tentu tergantung kita, bagaimana memerankan diri sebagai subyek (bukan obyek) dalam ikut membentuk ujud globalisasi. Kepentingan nasional harus tetap kita utamakan tanpa mengabaikan tanggungjawab global. Yang kita tuju adalah pembangunan Indonesia, bukan sekedar pembangunan di Indonesia.


LANDASAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

Secara normatif  landasan sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945.

Dengan demikian maka  sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan  yang adil dan beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia  (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat dan hajat hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama – bukan kemakmuran orang-seorang).

Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia. Keadilan  merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus.

Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar Pancasila, dengan kelengkapannya,  yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.

Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978, 1983, 1988), yang meliputi penegasan berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2), 23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal    UUDS tentang hak milik yuang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993 butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam GBHN 1998 dan GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan diperkirakan “dikembalikan” ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.

Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur, yang menempatkan rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai ummat yang dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong-royong.

Sistem Ekonomi

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Menurut Grossman, sebuah sistem ekonomi yang baik dapat dilihat dari dua aspek yaitu :

A.       Daya tahan dan daya adaptasi
Yang dimaksud dalam daya tahan dan daya adaptasi di sini adalah bagaimana suatu negara dapat mengahadapi suatu ketidakpastian dalam bidang ekonomi. Ketidakpastiaan dibagi menjadi dua yaitu ketidakpastian jangka pendek dan ketidak pastian jangka panjang.
-  Ketidakpastian jangka pendek : Ketidakpastian dalam tenggang waktu satu sampai lima tahun, biasanya disebabkan oleh masalah teknis, misalnya kegagalan dalam musim panen. Suatu pemerintah harus mempunyai solusi dalam mengatasinya contohnya saja dengan adanya Bulog di Indonesia
-  Ketidakpastian jangka panjang : Ketidakpastian dalam kurun waktu lebih dari 25 tahun. Dalam mengatasi ketidakpastian ini, harus didirikannya suatu kelembegaan yang sempurna.

B.      Unjuk prestasi
Suatu negara harus memperlihatkan bagaimana sistem ekonomi yang dianutnya dapat berdampak positif pada rakyatya. Prestasi yang didapat dari suatu negara dalam keberhasilan sistem ekonominya dapat dilihat dari :
-  Kemakmuran rakyatnya
-  Pertumbuhan dalam berbagai sektor yang merata
-  Produktivitas
-  Pemberdayaan seluruh masyarakatnya agar mempunyai SDM yang berkualitas bak
-  Terpeliharanya lingkungan hidup, suatu negara yang berhasil adalah negara yang dapat menigkatnya kualitas ekonomi dan politiknya tanpa merusak lingkungan hidup yang ada di negaranya. Karena lingkungan hidup, sumber daya alam adalah aset negara yang sangat besar
Pada awalnya sistem ekonomi masih berupa subsistem, maksudnya masyarakat melakukan perekonomian hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan cara barter.

Sumber : Wikepedia & Sistem Ekonomi Blog