Current Time

Kamis, 12 Mei 2011

Tingkat Kematian Bayi di Indonesia

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Selain itu, untuk mengukur berbagai ukuran angka kematian anak digunakan berbagai ukuran angka sebagai berikut :
Kematian neonatum : Peluang untuk meniggal dalam bulan pertama setelah lahir.
Kematian post-neonatum : Peluang untuk meninggal setelah bulan pertama tetapi sebelum umur tepat satu tahun.
Kematian bayi : Peluang untuk meninggal antara kelahiran dan sebelum mencapai umur tepat satu tahun.
Kematian anak : Peluang untuk meninggal antara umur satu tahun dan sebelum tepat umur lima tahun.
Kematian balita : Peluang untuk meninggal antara kelahiran dan sebelum umur tepat lima tahun.
Kematian perinatal : Jumlah bayi yang lahir mati dan bayi yang meninggal sebelum tepat berumur satu minggu dibagi dengan jumlah kehamilan umur kandungan 7 bulan atau lebih.

Akan tetapi, jika kita lihat data yang ada dari tahun ke tahun, kita dapat menyimpulkan bahwa tingkat kematian bayi semakin menurun. berikut adalah data yang saya dapatkan dari BPS. Tahun 1985-1994 (SDKI 1994) total tingkat kematian bayi mencapai 66 ribu pertahun, periode 1988-1997 (SDKI 1997) mencapai 52 ribu, dan periode 1988-1997 (SDKI 2002-2003) adalah 43 ribu. tetapi pada periode 1998-2007 (SDKI 2007) menurun menjadi 39 ribu saja. walaupun tingkat kematian ini masih bisa dibilang tinggi, tetapi sudah berangsur turun. Pemerintah juga sepertinya telah berusaha untuk menekan tingkat kamatian bayi dari tahun ke tahun, seperti mengadakan program KB (keluarga berencana)

Tercatat setiap hari 430 bayi di Indonesia meninggal dunia atau setiap 2,5 menit satu bayi meninggal dunia. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Banyak penelitian dilakukan, teknologi canggih digunakan. Namun tindakan preventif yang paling ampuh dilakukan untuk menyelamatkan bayi-bayi Indonesia adalah dengan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan memberikan ASI eksklusif.

dr Utami Roesli, SpA, dokter spesialis anak dari RS St Carolus pada hari Minggu tanggal 21 Juni 2009 di Hotel Borobudur, Jakarta mengatakan “ASI memiliki kandungan “ajaib” yang tidak ada pada susu atau makanan apa pun. ASI adalah anugerah dari Tuhan, belum ada temuan yang dapat menggantikan posisi ASI. Kandungan ajaib itulah yang berguna menekan angkat kematian bayi dan balita.”

Ketika bayi terlahir, kata dia, bayi harus segera menyusu sendiri. Kontak kulit antara bayi dan ibunya pada awal kelahiran selama 1 jam dapat mengurangi 22 persen kematian pada bayi. Selain itu, ia melanjutkan, pemberian ASI eksklusif enam bulan hingga dua tahun juga dapat meningkatkan IQ anak.

“Tahun 2002, Morten El et Jama melakukan penelitian pada 3.253 orang di Denmark. Mereka yang disusui kurang dari 1 bulan IQ-nya lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7 hingga 9 bulan. Ini menunjukkan terdapat korelasi antara lamanya pemberian ASI dan tingkat IQ,” ujarnya.


  Sebagai warga Indonesia, kita semua sangat berharap bahwa kematian bayi dapat menurun karena hal ini akan membawa banyak dampak positif bagi Indonesia. Semoga saja, tingkat kematian ini akan terus membaik dari waktu ke waktu.


Sumber

http://www.jimmyzakaria.com/kesehatan/angka-kematian-bayi-di-indonesia-masih-tinggi

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/



Data Survei ke BPS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar